Sabtu, 01 September 2012
Bangsa Penjelajah Samudera
Manusia sejak dahulu terlahir sebagai ras pelaut, penjelajah samudera, pencari sumber makanan berlimpah lautan di seluruh belahan bumi dan menggunakannya sebagai lalu lintas perdagangan ataupun kolonisasi.
Thor Heyerdahl dalam bukunya �Kon-Tiki: Across the Pacific by Raft� menyatakan bahwa kita adalah manusia pejelajah samudera mengarungi lautan luas, mencari wilayah-wilayah yang dianggap menguntungkan dan mendukung perkembangan peradaban manusia. Setidaknya Heyerdahl sudah memberikan saya titik terang tentang perkembangan manusia sebelum zaman es ataupun sesudahnya. Tidak diragukan lagi bahwa analisis Heyerdahl akan membuat Anda terkejut bahwa ras-ras di Asia, Australia, dan Eropa berkembang di wilayah Amerika. Bagaimana bisa, padahal untuk menjelajah lautan luas diperlukan teknologi yang didukung kapal-kapal besar. Tapi diyakini bahwa pada jauh sebelum zaman Es mereka telah menguasainya hingga meninggalkan bukti sejarah ditempat yang mereka diami.
Bangsa Penjelajah Samudera
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak arkeologi menemukan relic dan sript baru yang membuktikan bahwa manusia ternyata jauh lebih tua dari analisis sebelumnya. Peradaban sudah ada sebelum sejarah awal yang tercatat dalam berbagai buku sains, bahkan ahli antropologi fisik sekarang mulai mengakui bahwa Homo Sapiens modern setidaknya berusia 275.000 tahun dan penemuan kota-kota tua berusia lebih dari 9000 tahun. Salah satunya kota yang ditemukan di bawah air lepas pantai India, dan kota berkonstruksi batu megalitik di Turki.
Ini menjelaskan bahwa manusia sejak dahulu terlahir sebagai ras pelaut, pejelajah samudera, pencari sumber makanan berlimpah lautan di seluruh belahan bumi dan menggunakannya sebagai lalu lintas perdagangan ataupun kolonisasi. Pada kenyataannya memang demikian, dan hampir semua penemuan menjelaskan bukti nyata yang berkaitan dengan pejelajah samudera.
Beberapa arkeolog dan sejarawan menolak pendapat bahwa nenek moyang Amerindian bisa saja sebagai penjelajah samudera dari peradaban sebelumnya menuju Amerika, sebelum masa Columbus. Bahkan bukti sejarah Viking (Vinland) ditolak sejarawan hingga reruntuhan peradaban Viking telah ditemukan diwilayah Kanada. Para pelaut dari Basque, Portugis, biarawan Irlandia, Fenisia ataupun Roma, mereka menyeberangi lautan Atlantik secara rutin meskipun hal itu belum cukup membuktikan pernyataan diatas.
Di kota Guimar, Tenerife di Kepulauan Canary terdapat piramida batu persegi panjang setinggi empat puluh kaki. Hal ini menunjukkan bahwa bangunan ini hanya berupa tumpukan batu yang juga dihilangkan dimasa kolonial Spanyol. Bukti ini setidaknya menyatakan bahwa manusia hidup sebagai penjelajah samudera dan bermukim disuatu tempat yang mereka yakini bisa berkembang.
Peradaban Di Amerika Keturunan Bangsa Asia Tenggara Dan Australia
Di wilayah Pasifik, Mungo Man di Australia diperkirakan membentuk peradaban sekitar 50,000 tahun yang lalu, dan peradaban di New Guinea sekitar 40,000 tahun yang lalu. Pada zaman es wilayah Australia, Tasmania, dan New Guinea merupakan satu benua, tapi benua ini masih terpisah dari semenanjung Asia Tenggara dan kepulauan Indonesia.
Beberapa diantaranya memiliki DNA suku Tierra Del Fuegan Indian yang mirip dengan suku Aborigin di Australia. Tengkorak yang menyerupai Aborigin Australia telah ditemukan di Brazil dan daerah Baja-California, dan DNA tersebut menunjukkan bukti peradaban di Baja yang menjadi standar bangsa Amerindian. Kemudian lukisan di gua yang menyerupai karya seni Australia, terlihat jelas bahwa bangsa kuno di Australia juga hidup sebagai penjelajah samudera yang menyeberangi lautan Pasifik.
Bangsa Micronesia dan Melanesia menyebar ke seluruh daerah Barat Daya Pasifik. Bangsa Polinesia berlayar jauh yang kemudian menetap di Samoa dan Tonga sekitar 3000 tahun lalu. Sekitar 2300 tahun lalu mereka akhirnya mencapai Hawaii, Selandia Baru, Easter Island (Rapa Nui), Pulau Pitcairn, dan wilayah Chili. Penemuan tulang ayam prasejarah asal Asia Tenggara telah ditemukan di Amerika Selatan, dan ubi jalar Amerika Selatan berasal dari Polinesia.
Suku Indian di Karibia menguasai Karibia sebelum tahun 1400 dan Suku Arawaks sudah ada di sana jauh lebih awal, yang juga bagian dari kelompok bahasa dari kepulauan sepanjang selatan hingga Bolivia. Batu situs di Pulau Trinidad, Trace Bannori, sebagai bukti bahwa peradaban kuno sudah ada disana sekitar 7000 tahun lalu.
Penjelajah Samudera Membentuk Koloni
Beberapa arkeolog mempertimbangkan kemungkinan penjelajah samudera prasejarah dari Eropa ke Amerika. Penemuan kerangka kuno (Manusia Kennewick) yang memiliki struktur tulang menyerupai orang Eropa dan lebih tua dari penemuan kerangka di Asia. Amerika Serikat dan wilayah Venezuela menggambarkan budaya tertentu sekitar 13,500 tahun yang lalu. Selama zaman es terakhir dan peradaban tertua ditemukan di bagian timur Amerika Utara. Temuan ini identik dengan budaya Solutrean pada waktu itu, akan tetapi Solutreans tinggal di barat daya Perancis dan barat laut Spanyol. Tentunya ini menggambarkan bahwa Solutreans merupakan bangsa pemburu dan pengumpul dan sisa-sisa kebudayaan mereka bisa dilihat di bawah laut, mungkin saja mereka adalah nelayan dan penjelajah samudera.
Ada juga sejarawan yang menganggap bahwa Cina dan Jepang, sebagai pelaut pemberani. Bangsa Polinesia pernah melintasi Pasifik yang secara langsung berspekulasi bahwa Amerindian pertama mungkin telah menyeberangi Laut Bering setelah zaman es, kemudian melakukan perjalanan ke Pantai Barat Amerika serta bergerak ke pedalaman dengan berjalan kaki. Pandangan ini menyatakan bahwa selama Zaman Es nenek moyang mereka yang disebut Masokis (Masochistic) tidak merasa puas dengan kehidupan diwilayah selatan Asia. Mereka bermigrasi ke utara Siberia (daerah yang sangat dingin) ketika wilayah itu masih hangat. Kemudian berkelana di seluruh wilayah Bering dan rute mereka menuju selatan melewati lapisan es yang menutupi sebagian besar Amerika Utara. Walaupun hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, alasan dan mengapa mereka berkelana diwalayah tersebut.
Tidak ada komunikasi antara peradaban kuno dan peradaban sesudahnya dalam kurun waktu tersebut, terlebih di akhir Zaman Es dan era penjelajahan Columbus. Arkeolog dan sejarawan menganggap seolah-olah penjelajah samudera hampir tidak mungkin tanpa teknologi modern, atau setidaknya didukung kapal-kapal besar. Laut merupakan wilayah berbahaya yang sering menyebabkan kapal tenggelam dan lenyap. Manusia telah berlayar ke seluruh dunia pada tanpa layar kecil dan sudah banyak yang menggunakan dayung melintasi lautan Atlantik.
Sebagai contoh, tahun 1947 Thor Heyerdahl berlayar menggunakan perahu rakit Balsa (Kon Tiki) dari Peru ke pulau-pulau Tuamotu dengan jarak sekitar 4300 mil. Sementara tim Severin pada tahun 1976-1977 berlayar dengan perahu kulit (Curragh), dari Irlandia menuju Hebrides, Faeroes, Islandia, dan Greenland. Begitu juga dengan bangsa Fenisia kuno yang berlayar di wilayah Mediterania dan melewati Selat Gibraltar dengan tujuan perdagangan timah. Mungkin mereka telah mengelilingi Afrika sebelum masa kejayaan penjelajah samudera dari Portugis. Lebih dari itu, pelaut Zaman Batu (orang Polinesia) di era pra-Viking dinyatakan dalam beberapa bukti sejarah bahwa mereka sudah mejelajahi lautan luas.
Ignatius Donnelly dalam bukunya telah menunjukkan beberapa kesamaan budaya dan teknologi antara Eurasia dan Amerika dimasa pra Columbus. Beberapa tahun terakhir, mumi Mesir telah memberikan beberapa bukti tentang perdagangan obat kuno. Tahun 1989, antropolog Jerman Dr.Franz Porsche, Dr.Wolfgang Pirsig dan Dr Svetlana Balabanara menemukan jejak kokain dan tembakau pada mumi Mesir. Mereka menemukan Tertrahydrocannabinal (bahan dalam ganja) pada mumi Peru. Pada dasarnya ganja tidak ditemukan di Amerika era pra Columbus, begitu juga tembakau dan kokain di peradaban kuno meskipun ada kemungkinan bahwa tembakau telah dipergunakan.
Crete cukup dekat dengan pulau-pulau lain di wilayah Aegean yang bisa menjadi batu loncatan Anatolia. Bangsa Minoan kuno (sekitar 8000 tahun lalu) yang memiliki genetika Anatolia, padahal peradaban prasejarah itu saat ini berada di Turki. Ketika penjelajah samudera asal Spanyol mencapai Kepulauan Canary yang berada di barat Afrika, mereka menemukan peradaban yang disebut sebagai Guanches, bukti linguistik dan genetik sangat berhubungan dengan Berber dari Afrika Utara. Kemudian di zaman Romawi kuno, tidak hanya orang-orang Roma yang mencapai Kepulauan Canary tetapi juga Raja Juba II dari kerajaan Mauritania-Afrika. Bangsa Romawi kuno dan Afrika diyakini telah menjelajah Atlantik sebelum era Viking dan Columbus.
Kita lihat saja, bahwa saat ini NASA dan negara lainnya sedang berusaha keras menjelajah planet lain yang mungkin pada suatu saat ini manusia sudah memijakkan kaki diatasnya, bahkan membangun koloni tersendiri. Bukan sesuatu yang tidak mungkin jika peradaban kuno lebih canggih dari saat ini, bahkan mungkin mereka tidak hanya sebagai penjelajah samudera tetapi juga sebagai penjelajah ruang angkasa.
0 komentar:
Posting Komentar